Suara Hati Penerus Bangsa

Pahlawan kita menangis, dia lihat kelakuan penerusnya semakin tak bisa dikendalikan.Perjuangannya seakan sia-sia karena kita belum bisa menjaga amanatnya. Kemanakah kita bawa bangsa ini selanjutnya? Haruskah kita selalu terpuruk dalam kesengsaraan? Dulu Pahlawan kita berjuang melawan kesengsaraan dan kebodohan itu, akankah kita sia-siakan semua perjuanganya? sejahat itukah kita?
Sebagai penerus bangsa kita wajib melanjutkan langkah-nya, perjalanan yang belum sempat ditempuhnya. Kita tidak usah berjuang mengangkat senjata, tapi kita berjuang sesuai amanatnya. Kita kejar cita-cita yang belum sempat dia gapai, kita pelajari ilmu yang belum sempat dia ajarkan. Dan pada siapakan kita dapatkan semua itu? Seseorang yang bisa membimbing kita menjadi manusia yang berguna bagi bangsa kita. Bukankah kita dapat menjumpainya pada sesosok guru. Pahlawan tanpa tanda jasa, ataupun tanpa predikat apapun.

terik panas matahari menyengat tubuh
tanpa kata, dia teruskan langkahnya
tetes demi tetes peluh membasahi pelipisnya
demi kita, demi bangsa tercinta

tapi tahukah apa yang kita lakukan
kita abaikan kata-katanya
tak kita hiraukan nasihat-nasihatnya
terlampau nakal sikap kita

guruku tersayang
tangisan hari ini adalah sesalan
air mata ini bukti kenakalan
maafkan aku dengan kerelaan

sesaat mata ini terpejam
untuk apa?
kalau bukan untuk merenungi dan menyesali
perbuatan kita?
mana harapan mereka?
bisakah kita menjadi pahlawan kecil buat bangsa?
sanggupkan kita berjuang membelanya?

0 Response to "Suara Hati Penerus Bangsa"

Posting Komentar